Bekerja Adalah Sebuah Ikhtiyar
20 Oktober 2017 07:37:21 WIB
Suatu hari ada seorang laki-laki dari kaum Anshar mendatangi kediaman baginda Rasulullah SAW. Ia datang dengan pakaian compang-camping dan wajah yang pucat, langsung menghadap di depan Rasulullah SAW untuk mengemis. Seusai mengucap salam, pengemis itu meminta sesuatu pada baginda Rasulullah SAW.
Ya. Ada sehelai kain. Kami pakai sebagiannya dan kami bentangkan sebagiannya untuk duduk dan lain sebagainya. Saya juga punya satu bejana untuk minum air, jawab Rasulullah SAW. Beliau kemudian menyuruh para sahabat yang hadir saat itu untuk membawakan kain dan bejana kepunyaan beliau. Bawalah keduanya kepadaku!
Dengan bergegas, salah satu sahabat yang ada di majelis beranjak dari tempat duduknya dan mengambil barang yang dimaksud. Lalu sahabat itu membawanya ke hadapan beliau. Rasulullah SAW lalu mengambil keduanya dengan kedua tangan nya dan memperlihatkannya di hadapan para sahabat, beliau bercerita, Aku beli kain dan bejana ini satu dirham. Rasulullah SAW menawarkan barang-barang kepunyaan beliau kepada para sahabat, Aku akan menjualnya. Adakah Saudara-Saudara akan membelinya? Adakah yang sanggup menambah satu dirham?
Beliau berulang-ulang menawarkan kepada para sahabat. Akhirnya seorang sahabat mengambilnya. Aku ambil dengan dua dirham, seperti tawaranmu, ya Rasulullah, jawabnya. Rasulullah SAW kemudian memberikan kedua barang itu kepada sahabat yang sepakat membeli kedua barang itu. Beliau kemudian mendekati sang pengemis dari kaum Anshar itu dan langsung beliau serahkan uang dua dirham itu seraya memberikan nasihat untuk sang pengemis, Belilah dengan satu dirham makanan dan serahkan kepada keluargamu.
Dan belilah dengan satu dirham lagi sebuah kapak di pasar terdekat dan kemudian bawalah kapak yang kamu beli itu kepadaku! Setelah menerima uang dua dirham, sang pengemis pamit pulang. Ia mampir ke pasar me lak sanakan perintah Rasulullah SAW, yakni membeli makanan dan sebuah kapak besi. Selepas me ngantar makanan untuk keluarganya di rumah yang tengah kela paran, ia membungkus kapak itu dengan sebuah kan tong kulit dan ia langsung kembali menuju ke kediaman Rasulul lah.
Saat itu Rasulullah SAW masih dalam satu majelis, dikelilingi para sahabat. Hai fulan, sudahkah engkau laksakan perintahku? tanya Rasulullah SAW pada sang pengemis yang tampak malu-malu berdiri di depan pintu rumah. Sudah, Tuan, jawab sang pengemis itu.
Kemarilah! Bawa kemari kapak yang telah engkau beli itu! perintah beliau. Lalu sang pengemis mendekati baginda Rasulullah SAW dan duduk di depan beliau. Pengemis itu kemudian mengeluarkan kapak itu dari kantong kulit dan diserahkan pada Rasululah SAW. Rasulullah SAW hari itu tampak bergembira melihat perangai dari sang pengemis yang telah taat menerima perintah beliau.
Baginda Rasulullah SAW lalu mengambil kapak besi dan ia beranjak ke pojok ruangan. Beliau kemudian berjongkok dan mengambil sepotong kayu yang tergeletak di pojok majelis itu. Tangan beliau yang terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, dengan sangat cekatan segera memasang tangkai kayu pada lobang kapak besi. Tak berapa lama kemudian kapak besi itu telah siap untuk digunakan.
Selesai memasang tangkai kapak besi itu, Rasulullah SAW ke mudian kembali ke tempat semula, di majelis yang sedari tadi para sahabat biasa menyimak penjelasan dan mengambil hikmah ilmu dari beliau. Pergilah ke gurun dan tebanglah kayu! Jual kayu bakar yang kau peroleh ke pasar dan ke marilah 15 hari lagi! sabda Rasulullah SAW kepada pengemis itu.
Sang pengemis itu lalu pamit pada Rasulullah SAW. Ia kemudian pulang ke rumah dan mengambil perbekalan makanan dan minuman secukupnya untuk dibawa ke gurun. Dengan penuh semangat, sang pengemis itu lalu berangkat ke gurun yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Satu per satu ranting pohon yang telah kering dipotong dengan kapak. Setelah terkumpul banyak kayu bakar, ia kemudian membawanya pulang ke rumah.
Selama 15 hari sang pengemis itu melakukan pekerjaan mencari kayu bakar dan seluruh kayu bakar yang dikumpulkan dijual ke pasar. Genap pada hari kelima belas, pengemis itu menghadap ke Rasulullah SAW dengan membawa 10 dirham dari hasil penjualan kayu bakar. Sahabat Ibnu Majah RA meriwayatkan sebuah hadis tentang mulianya bekerja daripada mengemis.
Belilah sebahagian dengan uangmu itu makanan dan sebahagian lagi pakaian. Ini adalah lebih baik bagi kamu daripada meminta-minta. Sebab, mengemis itu merupakan satu tanda di mukamu di hari kiamat nanti. Sesungguhnya mengemis itu tidaklah layak melainkan bagi orang yang sangat miskin/papa dina atau orang yang berutang berat atau harus membayar diyat (denda karena membunuh orang). Oleh: Aji Setiawan
Sumber: http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/17/10/14/oxtgn0313-bekerjalah
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- SOSIALISASI LAYANAN INTERNET MASUK KALURAHAN KARANGMOJO
- RAPAT DAN KORDINASI KADER KESEHATAN KALURAHAN KARANGMOJO NOVEMBER 2024
- PERTUNJUKAN KESENIAN DALAM RANGKA SOSIALISASI PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI GUNUNGKIDUL
- KEGIATAN KORDINASI RUTIN DAN APEL HARI SENIN DI KALURAHAN KARANGMOJO
- KEGIATAN RUTIN DALAM PERTEMUAN DAN ARISAN PAMONG DAN DARMA WANITA KALURAHAN KARANGMOJO
- KEGIATAN GERMAS DI KALURAHAN KARANGMOJO BERSAMA KADER DAN UPT PUSKESMAS KAPANEWON KARANGMOJO
- BIMTEK SINKAL PADA REFORMASI PEMBERDAYAN MASYARAKAT KALURAHAN DI APMD YOGYAKARTA