Paterfeed Gunungkidul: Pakan Alternatif, Sahabat Peternak dan Petani

29 Mei 2017 08:17:09 WIB

Karangmojo (SiDA)- Memasuki musim kemarau, dari waktu ke waktu, selalu menjadi perbincangan oleh masyarakat Gunungkidul. Entah itu masalah kekeringan, tidak ada air hingga masalah hewa ternak peliharaan sebagain besar masyarakat Gunungkidul.

Tahun 2016 cuaca memang tidak menentu, tidak mengenal musim kemarau. Sepanjang bulan hanya ada musim huja. Pakan ternak terutama untuk sapi dan kambing tidak menjadi masalah dan melimpah.

Sekarag memasuki bulan Juni, dalam kalender musim memasuki musim kemarau. Semenjak berhentinya hujan setelah musim penghujan panjang kemarin, yang terjadi adalah mendadak tida ada hujan. Langsung tak ada air turun dari langit. Biasanya ada musim pancaroba, atau peralihan. Masa seperti itu, di Gunungkidul biasa disebut "mareng".

Pada masa peralihan atau mareng, biasanya masih ada hujan sedikit-sedikit sebagai hujan kiriman. Saat seperti itu kemudian lahan pertanian ditanami palawija. Namun sekarang karena langsung tak ada hujan sama sekali, banyak penanaman mareng sekedar untuk pakan ternak.

Memasuki masa kemarau seperti aaat ini, hampir semua petani kebingungan mencari hijau-hijauan untuk pakan ternaknya. Pakan kambing seperti daun tayuman, lereside, atau tumbuhan liar tak ada lagi yang hijau: tidak tumbuh lagi pupusnya. Semuanya cenderung kering. Di tegalan hanya susah mencari hijau-hijauan. Hewan di rumah harus adaptasi dengan keadaan. Mau tidak mau, harus mau dengan daun kering seadanya daripada kelaparan.

Mau tidak mau, agar ternaknya tidak kelaparan, petani harus beli pakan. Banyak yang jual pakan sapi semacam tebon/ "pohon" jagung. Atau juga ada yang jual rumput gajahan untingan. Tapi relatif mahal. Sedangkan untuk membeli pakan semacam ampas tahu, kleci, dedak / bekatul, konsentrat, dll tidak ada kemampuan.

Semua itu cerita Gunungkidul tempo dulu. Dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat, hal tersebut tidak lagi menjadi masalah di Kabupaten Gunungkidul.

Beberapa pegiat peternakan di Gunungkidul yang tergabung dalam ASPERNAS (asosiasi pengolahaan pakan  ternak nasional) berhasil mengembangkan pakan ternak alternatif bernutrisi tinggi dengan memanfaatkan bahan baku lokal sebesar 75%.

Pakan ternak yang diberi nama yang diproduksi oleh “Paterfeed” ini juga diyakini ramah lingkungan. Cara penyajiannya sangat praktis tidak perlu dicampur air dan sangat ekonomis karena hewan cukup diberi 3 kg pakan setiap hari. Setelah pakan ini para peternak bisa menghemat pakan ijon hingga 50% lebih.

Harga sangat terjangkau dan murah bila dibandingkan dengan kadar nutrisi yang terkandung dalam pakan tersebut. Saat ini “Paterfeed” telah melaunching produk ke pasaran dengan 2 varian. Yang pertama pakan ternak premium dengan harga Rp 100.000 per sak bobot 25 kg, dan yang kedua pakan ternak kompletefeed dengan harga Rp 80.000 per sak dengan bobot 25 kg.

Sehingga saat ini para peternak tidak perlu lagi khawatir dengan datangnya musim kemarau hewannya tidak tercukupi pakan yang baik. Apabila para peternak ingin mendapatkan produk tersebut silahkan datang atau kontak langsung ke distributor di Srimpi Karangmojo (Budi WA: 0838-6720-7638, BB: D6D0D95F)

Komentar atas Paterfeed Gunungkidul: Pakan Alternatif, Sahabat Peternak dan Petani

29 Mei 2017 18:08:28 WIB
Semoga kemandirian peternak untuk memanfaatkan limbah pertanian,dan paterfeed sebagai BIANG campuran petani makin untung.

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Aduan Masyarakat

Keluhan Warga
Silahkan sampaikan keluh kesah anda dengan mengisi formulir secara lengkap

Obrolan Warga Karangmojo