"Kicikan" Kuliner Yang Selalu Diburu Di Pasar Pahing Karangmojo

wibiyanto 08 Maret 2017 06:08:32 WIB

Karangmojo (TimSID)- Di Gunungkidul masih banyak terdapat pasar tradisional. Pasar sebagai pusat kegiatan perekonomian masyarakat, tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk pertukaran barang dan jasa. Pasar tradisional erat kaitannya dengan Pancawara, yakni sebuah pekan atau minggu yang terdiri dari lima hari, yaitu: Kliwon, Legi, Pahing, Pon dan Wage.

Dalam tradisi Jawa, hal ini disebut sebagai hari pasaran, Pada mulanya secara alami, hari pasaran tersebut dijadikan hari kesepakatan antara penjual dan pemberi. Kemudian berkembang, bahwa suatu pasar tradisional akan ramai atau membuka kiosnya pada salah satu hari pasaran tersebut. Hari di mana siklus pasar ramai atau kios/los dibuka.

Salah satu pasar Tradisonal di Karangmojo adalah Pasar Pengeran di Gedangrejo. Pasar ini ramai setiap pasaran Pahing.  Aneka produk jajanan lokal dijajakan oleh para penjual disana. Salah satu makanan khas yang selalu diburu oleh para pembeli adalah Kicikan. Makanan khas masyarakat Gunungkidul ini sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun lamanya sehingga bisa dikatakan legendaris. Kicikan merupakan makanan berbahan daging yang dikemas dengan bumbu gulai. Namun biasanya, Kicikan didominasi daging kambing atau sapi. Bagian atau sisa dari pemotongan hewan seperti paru, jeroan, kulit, gajih (lemak) dan babat yang tidak terpakai diolah  menjadi Kicikan yang lezat.

Mungkin bagi kebanyakan orang jenis makanan ini menjijikkan, gak higienis kalo kata ibu. Gimana gak bikin orang mengernyitkan dahi, jika yang jualan duduk ndeprok di pasar yang becek, lalu kemudian dibungkusnya pakai daun jati. Dan namanya juga tidak beken sama sekali, yakni KICIKAN. Makanan ini terbuat dari kulit sapi atau kambing dan kemudian dimasak dengan bumbu kicik, makanya dinamakan Kicikan. Rasanya kenyal-kenyal dan manis. Dijualnya saat ini 5000 rupiah per bungkus.

Makanan ini menjadi sajian khas yang selalu diburu oleh warga saat pergi ke pasar. Tidak semua pasar tradisional di Gunungkidul menjual kicikan. Hanya ada beberapa pasar tradisional yang menjadi langganan, yakni di Pasar Wage, Wonotoro dan Pasar Pahing Di Karangmojo.  Saking larisnya jika datang ke pasar jam tujuh pagi sudah gak kebagian, jadi memang kudu dibela-belain berangkat subuh.

Cita rasa yang khas membuat sebagian orang kepincut untuk mencicipinya. Rasa yang maknyus ditambah harga yang murah membuat makanan ini kian digemari. Setiap bungkus kecil Kicikan dibandrol Rp 3.000 – Rp 5.000,-. Pembeli bisa pula memesan porsi dalam besar sesuai selera.

Pada momen tertentu seperti Idul Fitri, makanan ini banyak diburu oleh penikmat kuliner. Perantau yang kangen biasanya memborong Kicikan untuk dibagikan kepada keluarga untuk disantap bersama. Kicikan ini biasanya di santap bersama nasi tiwul atau nasi liwet dan sambel bawang.Yummi…rasanya maknyus. Tak heran jika kicikan selalu laris manis diburu pembeli. Saking selalu larisnya kuliner yang satu ini menjadi salah satu lauk pauk yang melegenda di Karangmojo.

Jika Anda sedang berada di Gunungkidul dan ingin menikmati sajian khas yang maknyus ini. datang saja ke pasar tradisional yang ada di kecamatan Karangmojo. Di sini anda akan menemukan kuliner kicikan yang mantap rasanya dan murah harganya ini.

Komentar atas "Kicikan" Kuliner Yang Selalu Diburu Di Pasar Pahing Karangmojo

admin 17 Maret 2017 15:33:30 WIB
mohon doa dan dukungannya selalu
Yust van Mayan 16 Maret 2017 15:23:23 WIB
wouw...hanya ada di GunungKidul,khususnya Karangmojo...hidup desaku...

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Aduan Masyarakat

Keluhan Warga
Silahkan sampaikan keluh kesah anda dengan mengisi formulir secara lengkap

Obrolan Warga Karangmojo