Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga

15 November 2017 16:47:30 WIB

Mitra Membangun Desa- Pendidikan memegang sebuah peranan penting dalam membangun peradaban suatu bangsa. Pendidikan dijadikan sebagai satu tolak ukur dari maju tidaknya suatu bangsa. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu bangsa maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan rata-rata penduduk tersebut. Contohnya adalah Singapura, yang mampu menyeimbangkan antara kualitas pendidikan dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Hal senada pernah diungkapkan oleh mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela yang mengatakan bahwa “Pendidikan merupakan senjata yang ampuh dalam mengubah peradaban suatu bangsa”. Peranan pendidikan dalam suatu bangsa menyentuh hampir semua aspek dalam kehidupan manusia, mulai dari pengetahuan yang di dalamnya terdapat ilmu sains, teknologi, dan aspek moral dari masing-masing individu.

Berbicara mengenai pendidikan, menurut saya tidak terlepas dari tiga fondasi utama yang membentuk individu dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu untuk memanusiakan manusia. Fondasi ini memiliki peran yang kuat dan memegang fungsi yang saling mendukung satu dengan lainnya.

Fondasi pertama adalah sekolah. Sekolah cenderung menjadi satu-satunya tumpuan orangtua dalam mendidik seorang anak untuk menjadi lebih baik. Bahkan terkadang, sekolah dianggap seperti sebuah “bengkel”, masuk dalam keadaan rusak dan keluar dalam keadaan baik atau normal. Hal ini cenderung tendensius, terkadang keseimbangan antara pendidikan yang diberlakukan di sekolah dan di luar sekolah menjadi bias dan bahkan tidak sepadan.

Fondasi kedua adalah lingkungan, yang di dalamnya termasuk tempat bermain dan juga tempat beribadah. Tempat beribadah memegang peranan penting dalam upaya pembentukan individu. Ini tidak terlepas dari bagaimana secara spiritual pembimbingan rohani kepada individu terus digerakkan serta mengajarkan anak mengenal Sang Pencipta.

Implementasinya berupa berbagai kegiatan tertentu yang bisa membantu seseorang menjadi lebih beradab atau pun memiliki moral yang baik, seperti pesantren kilat untuk pelajar Muslim serta retreat untuk pelajar Kristiani. Hal ini senada dengan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Fondasi ketiga yang menjadi pendukung keberhasilan pendidikan yang ditanamkan pada seorang anak adalah keluarga. Keluarga menjadi sebuah tempat yang di dalamya seorang dapat berekspresi serta tidak jarang mendapat pengetahuan baru yang terkadang tidak didapatkan di sekolah, tempat beribadah atau teman bermain anak.

Di dalam keluarga, anak sejak kecil diajarkan hal-hal mendasar seperti menggunakan sendok makan, menggunakan toilet dengan benar, menggosok gigi sebelum tidur. Aspek moral lainnya juga menjadi bagian dari pendidikan di dalam keluarga seperti berdoa, membaca Kitab Suci. Inilah yang disebut sebagai pendidikan awal yang diterima oleh anak. Tambahannya, di dalam keluarga seorang anak juga dapat menerapkan berbagai pengetahuan yang diterima di sekolah atau pun tempat lain serta menjadi tempat berdiskusi tentang berbagai hal.

Kedekatan yang dibangun di dalam keluarga mampu menjadikan anak semakin mengerti adanya cinta kasih yang selalu mendukung dan mengarahkan perilaku anak ke arah yang lebih baik. Dalam lingkungan keluarga juga, anak bisa menyaksikan bagaimana figur seorang ayah dan ibu. Bagaimana kedua peran ini terlibat dalam mengatasi berbagai macam masalah dan berjuang bersama-sama dalam menjalani kehidupan. Pelajaran berharga yang tidak akan didapatkan oleh anak di sekolah atau pun tempat lainnya.

Keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang diperoleh anak dan akan menjadi tempat meletakkan fondasi yang kuat untuk membentuk karakter pada saat dewasa. Pendidikan yang diberikan dalam keluarga akan mencerminkan bagaimana perilaku anak dalam menghadapi persoalan kehidupan kelak.
Peran seorang ayah di dalam keluarga mengajarkan anak arti wibawa, ketangguhan, kebijaksanaan dan juga kerja keras. Figur seorang ibu memberikan pelajaran tentang mengasihi dengan tulus dan tanpa batasan, kemandirian serta kemampuan manajerial baik dalam mengatur keuangan dan mengatur waktu dalam keseharian. Berbagai hal ini dapat mewujudkan terciptanya suasana kondusif dalam membina karakter.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam memberikan pendidikan karakter, mengajarkan prinsip hidup. Walaupun di dalam keluarga tersebut Ayah dan Ibu disibukkan dengan berbagai pekerjaan, orangtua diharapkan untuk menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Hal yang penting adalah bagaimana peran orangtua untuk tetap memprioritaskan anak dan keluarga dengan berbagai cara khusus yang dilakukan dalam komunikasi serta cara menanamkan nilai-nilai hidup.

Tentu kita masih ingat dengan satu tokoh penting yang membawa perubahan di Inggris. Tokoh yang tangguh dan penuh perjuangan. Ia adalah Margareth Thatcher, seorang Perdana Menteri wanita pertama dan terlama dalam masa jabatannya yaitu tiga periode (1979-1990). Terlepas kesibukannya dalam upaya memajukan negaranya, Margareth Thatcher juga tidak mengesampingkan perannya sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya serta peran sebagai seorang istri bagi Denis Thatcher.

Dalam kesehariannya, Margareth masih menyempatkan waktu untuk menyiapkan sarapan bagi anak-anaknya serta mendampingi suaminya untuk makan malam bersama. Margareth telah menunjukkan teladan secara langsung memberikan pelajaran penting bagi anak-anaknya, yaitu bahwa keluarga tetap menjadi prioritas utamanya. Kedekatan yang dibangun dan harmonis dalam rumah tangga tetap terjalin di tengah penuhnya jadwal kesehariannya.

Tokoh lainnya adalah Wali Kota Surabaya yaitu Ibu Tri Rismamaharini. Tentu sebagai seorang Wali Kota, beliau memiliki kesibukan setiap harinya. Tetapi hal tersebut tidak membuat beliau untuk tidak menjadikan beliau mengabaikan tugas utamanya dan mengajarkan prinsip hidup kepada anak-anaknya. Beliau memiliki caranya sendiri dan sangat unik dalam mengajarkan karakter terhadap anak-anaknya.

Pendekatan yang diberikan adalah dengan mengajarkan anak-anaknya untuk jujur dan transparan dalam penggunaan uang. Setiap pembelian yang dilakukan oleh anak-anaknya harus ditunjukkan dengan pertanggungjawaban yang ada. Hal ini dia lakukan untuk sebagai wujud dalam memulai langkah anti korupsi. Selain itu, beliau juga mengajarkan anak-anaknya untuk tetap rendah hati dan hidup dalam kesederhanaan seperti membatasi dua seragam sekolah saja kepada anak-anaknya.

Ironisnya, saat ini peran keluarga banyak digantikan oleh berbagai hal termasuk teknologi. Kesibukan ayah dan juga ibu terhadap pekerjaannya masing-masing cenderung membuat anak semakin terlihat tidak terkendali. Prinsip “quality time means quantity time” menjadi terabaikan dan cenderung tergantikan dengan hal lain. Apalagi untuk menunjukkan cinta orangtua terhadap anak, beberapa orangtua menyediakan semua fasilitas yang berbasis teknologi seperti games, komputer dan internet yang didalamnya anak bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam.

Tidak ada yang salah dengan semua fasilitas tersebut, tetapi akan menjadi tidak tepat ketika memberikan semua sarana tanpa adanya pengawasan dan control dari orangtua terhadap anak. Tanpa pengawasan yang cukup baik terhadap anak, maka anak akan dengan mudah mengakses konten yang justru belum seharusnya mereka lihat seperti pornografi serta berbagai permainan yang mengarah pada kekerasan.

Mungkin hal ini belum terlihat dalam jangka waktu yang sangat singkat, tetapi ketika dibiarkan terus menerus, justru akan berdampak buruk terhadap perilaku anak di sekolah atau pun pada saat bergaul dalam lingkungan masyarakat. Salah satu yang mungkin menjadi dampaknya adalah perilaku seksual menyimpang. Dampak lain yang mungkin terjadi adalah keterlibatan dalam tindakan kriminal dan bahkan menjadi korban akibat hubungan yang dijalin dengan orang yang dikenal melalui media sosial.

Perlunya pendidikan di dalam keluarga menjadi sebuah tantangan yang besar bagi orangtua di zaman yang serba modern ini. Tanpa disadari dengan perlahan peran keluarga terlebih orangtua seakan tergantikan oleh berbagai fasilitas serta para pembantu rumah tangga yang cenderung belum terdidik. Sedini mungkin keluarga diharapkan bisa memberikan pendidikan yang kritis yaitu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak.

Terlebih menjadikan keluarga sebagai sebuah wadah yang di dalamnya ada cinta kasih dan kenyamanan bagi anak. Selain itu, karakter luhur dan nilai-nilai dasar di dalam kehidupan sedang dibentuk juga di dalam keluarga. Diharapkan dengan terjalinnya hubungan yang harmonis dalam keluarga dan terjaganya perilaku yang baik terhadap anak dapat menjadikan anak memiliki nilai dan karakter atau pribadi yang baik.

Sumber: //www.beritasatu.com/blog/gaya-hidup/4775-pentingnya-pendidikan-dalam-keluarga.html

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Aduan Masyarakat

Keluhan Warga
Silahkan sampaikan keluh kesah anda dengan mengisi formulir secara lengkap

Obrolan Warga Karangmojo