Menulis Harus Mulai Dari Mana
19 September 2017 23:15:29 WIB
Karangmojo (Sida Samekta)- Menulis adalah “mengikat makna”. Ketika selesai membaca, atau selesai mendapat nasehat atau setelah mendapat pengalaman hidup yang tidak bisa dilupakan maka yang paling baik agar tidak lupa, harus dituliskan. Karena, secara tidak langsung kegiatan “mengikat makna” memberikan sebuah kesadaran akan pentingnya melanjutkan kegiatan menulis secara konsisten.
Setelah benar-benar memahami makna dan penjelasan dari sebuah pengetahuan, maka ikatlah ilmu tersebut dengan tulisan sebagai catatan kita. Menurut perkataan Ali Bin Abi Thalib: "Ilmu itu seperti hewan buruan, maka ikatlah ia (dengan menuliskannya)." Mengikat ilmu dengan tulisan adalah aktivitas yang baik, supaya ilmu tidak hilang karena keterbatasan memori otak manusia dalam menyimpan suatu ingatan.
Apalagi kita adalah manusia yang mempunyai kecerdasan yang terbatas atau bisa dibilang jauh dari kecerdasan rata-rata. Mudah lupanya, jangankan untuk waktu puluhan tahun ke depan, lha biasanya setelah selesainya materi diberikan begitu pulang ke rumah langsung lupa karena terlalu banyaknya urusan di rumah.
Dalam hal membaca atau mendengarkan pemaparan suatu materi hendaklah konsentrasi penuh sehingga ilmu bisa banyak terserap oleh otak kita. Barangkali sebagai contoh metode dari seorang penulis Andrea Hirata, penulis Film Laskar Pelangi, sebagai penulis yang menerapkan ‘deep reading’ saat membaca buku-buku literatur non-sastra. Deep Reading merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara ‘penuh’, terkonsentrasi, tidak direcoki aktivitas lain seperti mendengarkan musik, makan cemilan, atau dilakukan sembari menonton televisi. Sebab otak manusia beda dengan otak komputer (prosesor) yang mampu bekerja secara multitasking, melakukan sejumlah aplikasi dalam waktu bersamaan.
Konsentrasilah secara penuh dalam membaca dan saat mendengarkan pemaparan suatu materi, janganlah melakukan kegiatan multitasking seperti mendengarkan musik, main di hp, ngobrol apalagi sampai tidur. Penyakit multitasking kini telah menjangkiti banyak orang, multitasking berarti mengerjakan beberapa kegiatan dalam satu waktu. “Untuk manusia, fenomena multitasking ini akan membuat otaknya tidak bekerja secara efektif.”
Setelah ilmu pengetahuan diikat dengan tulisan, supaya lebih kuat ikatannya maka amalkan lah ilmu pengetahun tersebut. Begitu juga dengan aktifitas menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa. Keterampilan menulis memang tidak bisa muncul dengan serta merta. Dibutuhkan perpaduan dan kerjasama antara talenta manusia dengan wawasan kebahasaan. Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan menjadi modal untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai sebuah kemampuan dibutuhkan latihan yang rutin dan benar sebagai tujuan untuk pengasahan kemampuan yang sudah dimiliki. Semakin sering berlatih maka kemampuan menulis akan semakin baik. Jika hanya sekadar ingin pandai menulis, memang hanya dibutuhkan waktu beberapa bulan saja. Namun untuk menjadi penulis yang handal dibutuhkan waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun.
Demikian sedikit ilmu yang didapat dalam acara Workshop Karya tulis hari pertama Selasa (19/9) di R Pertemuan lantai 2 Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul. Hadir sebagai pembicara di hari pertama adalah Bapak Bambang Budi Sulistyo (BPAD DIY), Drs. Herry Mardianto (Balai Bahasa) dan Evi Idawati (Penulis).
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- KEGIATAN SCRENING KESEHATAN PADUKUHAN NGROMBO 1 KALURAHAN KARANGMOJO
- KEGIATAN PERTEMUAN PKK PADUKUHAN NGROMBO 1 KALURAHAN KARANGMOJO
- KEGIATAN SDIDTK DAN PEMBINAAN KELUARGA BALITA DI KALURAHAN KARANGMOJO
- PERTEMUAN PKK PADUKUHAN GATAK KALURAHAN KARANGMOJO
- KEGIATAN POSBINDU DAN SCRENING KESEHATAN PADUKUHAN KARANGDUWET 1 KALURAHAN KARANGMOJO
- PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU PADUKUHAN KARANGDUWET 1 KALURAHAN KARANGMOJO
- SOSIALISASI LAYANAN INTERNET MASUK KALURAHAN KARANGMOJO